wakil Ketua Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (ABUJAPI) , Ambang Ardi Yunisworo mengatakan, untuk memakai seragam baru Satpam yang mirip dengan seragam milik anggota Polri ada syaratnya.Hal ini sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 4 tahun 2020. Dimana, dalam aturan tersebut diketahui terdapat perubahan seragam Satpam yang menyerupai seragam polisi.Hanya satpam yang telah lulus pendidikan dan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) yang diterbitkan oleh Polda di masing-masing daerah. Boleh memakai seragam baru.Ada tiga jenis pendidikan yang harus ditempuh oleh masyarakat agar dapat bekerja sebagai Satpam. Antara lain pendidikan Gada Pratama (tingkat dasar), dan pendidikan Gada Madya.
Selain itu, pita nama dan tulisan yang berada pada dada seragam Satpam berwarna putih.
“Pita nama dan tulisan Satpam di dada berwarna putih. Lambang Polda ada di pundak kanan, sedangkan polisi di pundak kiri,” kata dia.
Pendidikan Gada Madya ini boleh diikuti oleh Satpam yang sudah dua tahun dinyatakan lulus pendidikan Gada Pratama dan sudah bekerja. Selanjutnya adalah pendidikan Gada Utama, untuk tingkat manajer pengamanan.”Untuk menggunakan seragam tersebut tentu tidak sembarangan. Jadi kalau ada Satpam pakai seragam baru, coba pertanyakan apakah sudah ikut pendidikan Satpam dan punya KTA. Kalau belum, berarti dia tidak berhak gunakan seragam itu,” tegas Ambang, kepada SuaraSulsel.id, Rabu 10 Februari 2021.Perbedaan antara seragam satpam dan polisi, kata dia, terletak pada gradasi warnanya. Seragam Satpam 20 persen lebih muda dibandingkan dengan seragam polisi.
Selain itu, pita nama dan tulisan yang berada pada dada seragam Satpam berwarna putih.
“Pita nama dan tulisan Satpam di dada berwarna putih. Lambang Polda ada di pundak kanan, sedangkan polisi di pundak kiri,” kata dia.
“Ini kan memang masih banyak warga yang secara sosialisasi belum paham itu. Cuma perbedaannya memang sangat jelas. Kalau polisi papan nama depannya kan warnanya coklat hitam. Kalau yang satpam itu warnanya papan nama dan tulisan putih hitam. Dan warnanya cenderung lebih muda 20 persen gradasi dari seragam polisi,” tambah Ambang.
Ambang mengaku belum dapat memastikan apakah satpam di Rumah Sakit Umum Tenriawaru, Bone yang menggunakan seragam baru tersebut telah mengikuti pendidikan Satpam.
“Kalau memastikan mereka sudah ikut pendidikan saya belum bisa. Tapi aturannya untuk memakai itu harus pendidikan,”
Satpam Akan Lebih Percaya Diri
Untuk di Kota Makassar sendiri, kata Ambang, memang sudah ada beberapa Satpam yang menggunakan seragam baru mirip seragam polisi itu. Tetapi pada umumnya, peremajaan seragam Satpam di Makassar cenderung akan dilakukan pada Maret hingga April 2021.
Hal ini terjadi karena pengadaan seragam Satpam ditanggung oleh perusahaan yang berbeda. Namun tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan oleh Polri, yakni pada bulan Agustus 2021.
Sebab itu, setelah Agustus 2021 seragam satpam yang lama tidak akan dipakai lagi untuk bertugas. Untuk memastikan bahwa Satpam yang bertugas di Indonesia seluruhnya telah mengikuti pendidikan.
“Kemungkinan di Makassar rata-rata cenderungnya melakukan peremajaan seragam satpam pada Maret 2021. Tapi intinya diserahkan kembali ke masing-masing perusahaan asal nggak lewat batas 5 Agustus 2021,” terang Ambang.
Ambang menilai bahwa ketidakpahaman masyarakat terhadap aturan satpam ini disebabkn karena kurangnya proses sosialisasi. Bahkan di institusi kepolisian sendiri, yang memahami aturan tersebut kemungkinan hanya Binmas.
“Kalau saya secara pribadi melihat juga bahwa proses sosialisasi ke masyarakat juga masih kurang. Mungkin yang baru tahu adalah Binmas karena satpam kan di bawah Binmas. Dan sosialisasi terhadap itu pun baru disosialisikan Polda kepada jajaran Binmas di Polres-Polres belum lama ini. Jadi mungkin sebagian besar masyarakat juga belum tahu,” beber Ambang.
Dengan adanya perubahan seragam satpam tersebut, kata Ambang, tentu akan membuat Satpam yang menggunakannya akan lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya.
Selain itu, perubahan seragam ini juga untuk memuliakan Satpam dan menjadikan unsur pengamanan menjadi bagian penting dalam sebuah usaha. Bukan lagi sebuah beban pada perusahaan.
“Saya pikir dengan seragam ini tentu saja membuat penggunanya jadi lebih bangga dibanding sebelumnya, namun hal dibalik itu, tugas dan tanggungjawab Satpam selaku pengemban tugas kepolisian terbatas jadi lebih berat,” katanya.
Apasih yang dimaksud dengan “Profesi”? Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi oleh suatu keahlian tertentu. Jadi, Apa Profesi mu? Kalau saya berprofesi sebagai ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN dan saya BANGGA menjadi seorang Anggota SATPAM. Kenapa dan bagaimana saya bisa bangga menjadi seorang Anggota Satpam? Karena…..(Eng Ing Eng!) Ini alasannya:
Alasan Pertama; Tidak semua orang bisa jadi Satpam. Untuk menjadi seorang Anggota Satpam, ia harus mengikuti Pelatihan Gada Pratama. Pada PERKAPOLRI No. 24 Tahun 2007 BAB III Pasal 12 (1), Seorang calon Satpam yang akan mengikuti Pelatihan Gada Pratama harus memenuhi berbagai persyaratan, di antaranya lulus tes kesehatan dan kesemaptaan; lulus psikotes; bebas narkoba; menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); Ijazah akhir SMA; tinggi badan minimal 165 cm untuk pria dan 160 cm untuk wanita; usia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 30 tahun.
See? …..Tidak semua orang bisa mengikuti pelatihan Gada Pratama dan menjadi seorang Anggota Satpam, beruntunglah kita yang telah menjadi anggota Satpam, banyak rekan kita yang terkendala tinggi badan atau ijasah sekolah yang hanya lulus SMP.
Bahkan di banyak outsourcing (BUJP) mensyaratkan pelamar harus bebas tattoo, telinga tidak bertindik dan tidak berkacamata, semakin beratlah persyaratan untuk menjadi Satpam, belum lagi biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti Pelatihan Gada Pratama.
Kenapa sih persyaratannya berat / banyak? Karena Anggota Satpam adalah “Avant Garde” atau “Garda Depan” dalam memberikan pelayanan dan pengamanan pada suatu lembaga/perusahaan, jadi sangat penting banget seorang Satpam memiliki: Penampilan menarik, Sikap yang tegas, Sifat yang ramah, Mampu berkomunikasi dengan baik dan punya daya nalar / intelegensi / kepintaran / kepandaian yang baik.
Citra suatu lembaga/perusahaan dapat tercermin dari Anggota Satpamnya, kenapa demikian? Karena apabila kita datang ke suatu lembaga/perusahaan, yang pertama kali kita temui adalah Anggota Satpamnya, begitu pula apabila kita keluar dari lembaga/perusahaan tersebut, orang yang terakhir kita temui adalah Anggota Satpamnya, kesan ketika datang dan pulang itulah yang akan membekas dan membentuk citra suatu lembaga/perusahaan, apakah baik atau buruk.
Mengapa kemampuan berkomunikasi itu penting? kalau kita bekerja di pabrik, apa yang kita hadapi sehari-harinya? Tentu saja seonggok mesin, betul?….. Sedangkan apa yang Anggota Satpam hadapi sehari-harinya? Tentu saja manusia, untuk itulah seorang Anggota Satpam harus bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi kesimpulannya? Tidak semua orang bisa menjadi Satpam.
Alasan Kedua: Pekerjaan pengamanan adalah suatu keahlian. Coba perhatikan Anggota Satpam yang sedang melaksanakan pengamanan kendaraan keluar area perusahaan, pertama-tama ia harus melengkapi dirinya dengan peralatan dan perlengkapan yang sesuai (Rompi Lalin, Stop Sign / Stick Light, Peluit, Helm Satpam) kemudian memperhatikan dan memperhitungkan laju kendaraan di jalan raya, ia harus menentukan waktu yang tepat untuk mulai memberi tanda agar kendaraan di jalan raya mengurangi kecepatannya karena ada kendaraan yang akan keluar, setelah diperhitungkan aman, maka ia harus memandu kendaraan keluar menuju jalan raya dengan memperhatikan keselamatan kendaraan yang di pandu-nya serta keselamatan dirinya sendiri.
Diawal tulisan kita sudah mempelajari bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilandasi oleh suatu keahlian, berarti orang yang bergelut didalam profesi Satpam harus memiliki keahlian. Dari mana keahlian ini didapat? Keahlian didapat dari pelatihan – pendidikan, pengamatan serta pengalaman kerja.
Semua orang bicara profesionalisme, Anggota Satpam juga harus bicara mengenai profesionalisme. Yang dimaksud dengan profesional menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah “Seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol (Tata cara / SOP) dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya”.
Jadi kesimpulannya?….. Jadi Satpam itu harus “Nyekil” alias memiliki skill (keterampilan) kemampuan yang mumpuni di bidang pengamanan – penertiban dan di bidang pelayanan.
Alasan Ketiga: Hanya yang berprilaku baik yang bisa menjadi Satpam. Coba bayangkan anda adalah seorang pengusaha yang memiliki asset milyaran, rumah atau tempat usahanya pelu dijaga selama 24 jam, kemudian anda menghubungi BUJP / Orsos Security dan dikirimkan beberapa orang anggota Satpam untuk menjaga dan mengawasi asset anda yang milyaran itu. Apakah anda tahu siapa yang dikirim/direkrut untuk menjadi satpam di rumah/pabrik anda? Apakah anda tahu prilakunya? Apakah Satpamnya jujur atau tidak? Apakah anda tahu dimana rumahnya? Siapa orang tuanya?…..Tidak tahu, bukan?
Itulah yang dirasakan oleh klien kita, tapi mereka walaupun tidak tahu kepastian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi, mereka tetap saja mempekerjakan kita. Kenapa?……karena mereka percaya pada perusahaan BUJP / Orsos Security tempat kita bekerja!…. itu intinya….. dunia keamanan adalah dunia yang butuh, memerlukan, mensyaratkan, menitikberatkan pada KEPERCAYAAN. Ketika kepercayaan dikhianati, maka berakhirlah kontrak kerja kita. Untuk itu harus menjaga sikap dengan prilaku yang baik, JANGAN MENCURI… JANGAN KHIANAT … JUJUR…BERTANGGUNGJAWAB.
Alasan Keempat: Ladang amal ibadah. Menjadi seorang anggota Satpam yang baik akan berkesempatan menjadi penghuni surga. Gak percaya?…… Kita akan inventarisir amal-amal apa saja yang bisa anggota Satpam kumpulkan sebagai bekal menebus tiket Surga nanti, dimulai dari melayani dimulai dengan senyuman, menolong dan membantu orang lain, membuat orang merasa aman dan terlindungi, mencegah orang lain untuk berbuat kejahatan, mencari nafkah untuk keluarga di jalan yang halal.
Coba bayangkan, kita memuai berpanas-panasan di jalan raya, berbasah-basahan kehujanan di lapangan parkir, menggigil kedinginan di Pos Pantau tengah malam, untuk siapa? Tentu saja supaya istri kita bisa memasak makanan bagi anak-anak kita, supaya anak-anak kita bisa sekolah, supaya di Hari Raya nanti orang tua kita bisa mendapatkan sarung dan mukena baru…… indah bukan?
Coba kita kumpulkan berapa banyak amal yang kita dapat dari poin-poin kebaikan itu, kemudian kita kali dengan 40 jam kerja (Bagi yang shift 8 jam kerja) setiap bulannya, kali 12 bulan pertahun, kemudian kali- berapa tahun kita bekerja menjadi Satpam? Banyak bukan? Itulah bekal kita di akhirat nanti, apasih yang manusia cari dari kehidupan di dunia ini? Tentu saja hasil akhir nanti bukan?
Alasan Kelima: Karir yang menjanjikan. Siapa bilang di industri security kita tidak bisa memiliki karir yang bagus? Ini kisah nyata, saya dulu pernah punya manager operasional, beliau ini dulunya adalah anggota security seperti kita, karena sikapnya baik maka naik menjadi Danru, dinilai memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih, maka diangkat menjadi Kepala Satpam (Koordinator / Supervisor), pindah ke perusahaan lain menjadi Manager Keamanan. Bukankah itu jenjang karir yang menjanjikan? Siapa saja bisa memiliki karir seperti itu dengan syarat mau belajar dan terus meningkatkan kemampuan dan kualitas dirinya.
Kita sudah memahami alasan-alasan apa saja yang akan membuat saya bangga menjadi seorang Anggota Satpam, semoga dengan memandang profesi Satpam seperti saya memandangnya akan menimbulkan juga rasa bangga bagi rekan-rekan semua sehingga ketika kita berseragam Satpam, kita akan berjalan dengan kepala tegak dan dengan dada membusung. Ayo kepalkan tangan dan berteriak! “Security Tetaplah Jaya, Jaya di Medan Tuga
Seorang Satpam harus tahu dan paham mengenai tugas, fungsi dan peranannya agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.
Namun selain itu dalam menjalankan tugasnya, sebagai seorang satpam, ada beberapa hal yang harus dipahami dan dijalankan terutama menyangkut perilaku dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang satuan pengamanan. Agar proses berjalannya pekerjaan seorang satpam tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menjadikan seorang satpam lebih berkualitas dan profesional.
Berikut ini adalah beberapa sikap dan perilaku yang harus di perhatikan untuk seorang satuan pengamanan:
1. Memelihara kebersihan badan :
Jambang dan jenggot sebaiknya dicukur habis dan bersih.
Pakaian dan penampilan rapi,bersih sesuai ketentuan tentang seragam satpam.
Rambut dan kumis dicukur rapi.
2. Ulet, sabar, tabah dan percaya diri dalam menjalankan tugas.
3. Menaati peraturan dan menghormati norma-norma yang berlaku didalam lingkungan/area kerja.
4. Bisa menjaga rahasia yang dipercayakan kepadanya dan tidak menyebarkan berita yang salah atau belum pasti kebenarannya.
5. Bertindak tegas, jujur, berani, adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
6. Cepat tanggap (Responsif) dalam memberikan perlindungan/pengamanan pada lingkungan tempat kerjanya dan berani mengambil keputusan yang terbaik namun sesuai dengan aturan yang berlaku.
7. Mampu bersosialisasi terhadap lingkungan baik di dalam atau pun diluar area tugas dan sekitarnya.
8. Melindungi aset dan orang yang ada di lingkungan kerja.
9. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
10. Tidak menonjolkan kepentingan pribadi dan mencampuri urusan/bidang lain yang tidak ada sangkut-pautnya dengan tugas.
11. Memiliki rasa kebanggaan dan semangat serta senantiasa menjaga nama baik perusahaan dilingkungan kerja.
12. Pelayanan dengan konsep 5 S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun).
13. Mengikuti aturan perusahaan dengan baik dan benar, berkomunikasi serta menjalin hubungan yang baik dengan siapa saja yang ada di area kerja.
14. Memiliki bahasa tubuh yang positif, dengan memberikan contoh sikap yang sesuai dengan aturan perusahaan. Secara otomatis lingkungan juga akan menjadi positif dan berpengaruh kepada jalannya perusahaan.
15. Memberikan kesan yang membantu kenyamanan dan keamanan. Jika ada konsumen atau karyawan perusahaan yang membutuhkan bantuan, satpam dengan senang hati melayani tanpa kehilangan identitas sebagai penjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kerja.
16. Memiliki kemampuan atau keterampilan dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan bidang pekerjaan.
17. Mampu bekerja dalam tim, selalu berkoordinasi dengan baik. Karena satpam tidak bisa bekerja sendirian, dan untuk menjadi satpam profesional harus bekerjasama dengan rekan kerja lainnya. Agar proses pengamanan berjalan sesuai dengan fungsinya.
18. Cepat tanggap terhadap setiap kejadian juga permasalahan yang timbul dilingkungan kerja. Seorang satpam profesional akan cekatan dan sigap jika terjadi suatu konflik permasalahan di area kerjanya, membaca situasi yang sedang terjadi serta hal apa yang harus dilakukan untuk menyikapi permasalahan tersebut.
Jika seorang satpam sudah mempunyai sikap dan perilaku seperti yang disebutkan diatas, maka satpam tersebut bisa dibilang sebagai satpam yang mempunyai sikap baik dan sangat layak disebut sebagai satpam yang profesional.
Tetapi dengan begitu seorang satpam harus tetap konsisten dalam bersikap, jangan hanya di awal karir atau pada saat tertentu saja. Namun sikap profesional seorang satpam harus selalu dilakukan, kapanpun dimanapun dan pada saat apapun.
Semakin tinggi jabatan seorang satpam, sikap profesional harus semakin lebih baik lagi dan tanggung jawab yang akan dihadapi juga akan semakin banyak. Contohnya dengan menjadi chief atau danru, sebagai seorang satpam yang baik harus memberi contoh kepada anggotanya. Maka dari itu sikap diatas harus tetap dijaga dengan baik oleh seorang satpam.
Di era sekarang ini bidang keamanan bukan saja mengenai bagaimana mengambil tindakan untuk mencegah kriminal atau menangkap kriminal tetapi dalam keseharian memberikan pelayanan dan kenyaman jauh tidak kalah penting
Ada banyak hal yang menarik ketika kita bicara tentang Security salah satunya adalah tentang bagaimana menjadi professional di bidangnya, tidak dipandang sebelah mata dan bisa menjadi yang terdepan.
Saya kebetulan sudah 22 tahun menjalani profesi sebagai security dari mulai di plaza sampai kemudian ke hotel . Rata –rata yang saya temukan adalah seringnya komplin mengenai cara penanganan petugas security terhadap costumer atau tamu atau client atau apapun sebutannya. Saya sering menemukan dimana petugas security dianggap kasar dan tidak ramah dalam menjalankan tugasnya walapun sebenarnya mereka melakukan hal itu hanya karena ingin tugasnya berjalan dengan baik. Memprihatinkan….. iya memang sangat memprihatinkan. Kenyataan inilah yang kemudian membuat saya untuk tetap di profesi ini karena saya ingin bisa membawa suatu paradigma baru ke dalam per-security-an Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya dimana tempat saya dilahirkan dan tempat saya bekerja sekarang.
Disini saya ingin berbagi TIPS bagaimana sih kita bisa professional dibidang keamanan dan dihargai sebagaimana mestinya. Sepintas secara teori kelihatannya gampang tetapi ketika dilaksanakan sebagian besar mengalami kesulitan bahkan sampai ada yang harus mengalami kontak fisik karena adanya kesalah fahaman. Tetapi saya yakin dengan mengikuti tips-tips dibawah ini, teman-teman security atau SATPAM mungkin akan mulai belajar bagaimana melakukannya dengan baik. Saya menyebutnya dengan 3S. Tetapi 3S disini bukan hanya senyum salam sapa. Tapi 3S itu adalah sebagai berikut
1. Self Awarness ( Kasadaran akan Diri Sendiri )
Sebenarnya sangat simple dan dan sangat praktis teori ini. Sebelum kita mengenal orang lain dan lingkungan maka kenalilah siapa diri kita terlebih dahulu. Tetapi ini banyak yang tidak terjadi pada para security kita. Saya beribu kali interview menanyakan apa tugas pokok SATPAM, yang terjadi adalah hanya 1 atau 2 yang menjawab dengan baik dan sisanya hanya mereka –reka bahkan ada yang tidak bisa menyebutkan sama sekali padahahl mereka memegang sertifikat Gada Pratama. Sangat menyedihkan. Bagaimana kita mampu untuk menjelaskan apa yang menjadi dasar –dasar pelaksanaan tugas kita kalau kita sendiri tidak faham dengan semua itu. Kita tidak bisa bicara sama pelanggan “ oh memang seperti itu “ atau “ itu perintah dari managemet kami “. Orang perlu alasan yang tepat karena kecenderungan manusia akan mau melakukan apapun jika itu masuk akal alias beralasan.
Yang kedua adalah setelah kita faham tugas pokok kita, job description kita maka kita juga perlu memahami seperti apa diri kita, kebiasaan kita, untuk kemudian kita benahi , kita perbaiki dan kita sesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam dunia pelayanan yang kita jalani baik itu di hotel, restaurant, bank, mall dan lain sebagainya.
Bekerja di dunia security itu tidak beda dengan bekerja di panggung sandiwara. Kita adalah aktor dan artist di dunia pekerjaan kita. Kenapa saya katakan demikian, karena apapun latar belakang kita, ketika kita memakai seragam kita kita harus mampu memerankan tugas-tugas dan memberikan pelayanan sesuai yang telah digariskan. Seperti apapun keadaan kita ( sedih, marah, emosi ) kita tidak boleh terbawa hal tersebut saat melaksanakan tugas-tugas kita. Hati boleh sedih namun perasaan kita JANGAN sampai terbawa sedih. Bisakah anda bayangkan bagaimana seorang aktor yang harus memerankan peran kocak namun harus melamun ketika dipanggung sehingga dagelan menjadi mentah dan skenario menjadi tidak jelas. Maka ada istilah tidak boleh menyatukan antara perasaan dan hati karena kalau itu terjadi kita tidak akan bisa professional. Maka seperti itulah sebaiknya kita.
2. Self Control ( Pengendalian Diri )
Ketika kita sudah bisa mengenali diri kita sendiri dengan baik maka disitu kita kemudian belajar mengendalikannya. Kalau anda adalah type yang gampang marah jika ada orang membentak anda, maka hindarkan bicara yang membuat orang sampai membentak. Jika anda adalah type yang gampang tersinggung dengan becandaan orang, maka hindarkanlah untuk bercanda sama orang . Sederhananya seperti itu. Pengendalian diri adalah bagaimana anda mampu menghidarkan factor-faktor perangsang bukan hal mutlak sebagai pengekangan tetapi lebih kepada penghindaran terhadap factor stimulant. Sama seperti kalau anda punya allergy. Allergy tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah atau dimimalkan resikonya dengan menghindarkan factor alergantnya.
Selanjutnya adalah pentingnya main locker ( pengunci pikiran ). Masalah di rumah jangan dibawa-bawa ke tempat kerja. Masalah pribadi jangan dicampur dengan urusan kerja. Seberapa orang yang mampu melakukan ini?. Banyak yang bilang sudah tapi susah. Itu karena mereka kurang berlatih dan membiasakan diri. Seperti pepatah mengatakan “ Alah bisa karena biasa “. Apapun itu pasti bisa karena kita sudah biasakan. Seperti saat belajar naik mobil, di awal kita memang gelagapan dan masih tegang karena ada rasa takut sebab merasa belum menguasai dan terbiasa. Tapi ketika kita sudah sering melakukannya maka kadang nyetir satu tanganpun enteng-enteng saja rasanya. Maka jangan pernah takut untuk membiasakan diri kita pada sesuatu yang baik demi pengendalian diri yang baik, untuk menghindarkan komplin dan komplik.
3. Succeed In Your Work
Kalau bukan kita siapa yang kita harapkan untuk mensukseskan pekerjaan kita? Sebagian proses dari bekerja adalah sesungguhnya belajar. Kita mengecek kendaaran sebelumnya kita belajar, kita punya SOP baru kita belajar, mau masuk tempat kerja baru kita belajar atau orientasi, ada tamu atau customer komplin kita belajar. Entah itu belajar melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan benar, entah itu belajar menangani komplin yang baik dan benar, semua belajar. Maka jangan pernah takut atau merasa cukup dalam urusan belajar, Dunia ini berkembang terus maka wawasan kitapun harus ikut berkembang seiring perubahan jaman,. Jika tidak kita akan tersudut diantara perubahan atau lama lama tereleminasi dari pekerjaan. Maka harus punya komitmen dimanapun saya bekerja saya harus sukses. Sukses disini tidak harus berupa materi tetapi juga existensi diri dan pengakuan dari tempat kita bekerja. Jika kita bisa professional maka siapapun akan bangga dengan diri kita dan kebangaan ini adalah tolak ukur kesuksesan anda yang sesungguhnya. Karena kebangaan tersebut akan sangat bisa mendatangkan kesempatan-kesempatan yang lebih baik nantinya kepada anda.
Jadilah teladan bukan karena hanya ingin dipuji orang lain tetapi jadilah teladan karena anda memang ingin menunjukkan yang terbaik dari diri anda terhadap tugas –tugas anda. Jadilah teladan karena itu adalah KUALITAS diri anda Jika itu sudah anda lakukan saya yakin perusahaan manapun akan segera ingin mempromosikan anda ke jenjang yang lebih baik. Karena saya yakin tidak akan ada perusahaan yang mau kehilangan qualitas pegawai yang baik. Begitun perusahaan lain, jika mereka mengetahui semua keteladanan anda saya yakin akan banyak yang melirik anda dan menawarkan pekerjaan baru yang lebih baik terhadap anda.
So, tunggu apa lagi. Kenali diri anda lalu kendalikan dan sukseskan perkerjaan anda dengan tetap memotivasi diri anda bahwa keteladanan bukan untuk dipuji tetapi adalah qualitas diri. Terima kasih. []
Data terakhir yang dilansir dari laman covid-19.go.id menyatakan kasus terkonfirmasi positif corona telah mencapai angka 1.386.556 pasien. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 6.894 kasus, bila dibanding data terakhir pada hari sebelumnyDi sisi lain, kabar gembiranya adalah angka kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia juga dilaporkan terus bertambah.Tercatat, hingga saat ini angka kesembuhan telah mencapai 1.203.381 orang.Sementara untuk korban meninggal terkonfirmasi positif virus corona bertambah 281 orang.Angka kesembuhan ini bertambah 8.725 orang dari hari sebelumnya
Dengan demikian, total pasien meninggal hingga saat ini adalah sebesar 37.547 orang.
Recent Comments